Hari khamis lepas saya ke Perpustakaan Negeri Sarawak untuk meminjam beberapa buah buku sebagai bahan bacaan dua minggu yang mendatang. Dalam proses mencari buku yang ingin dibaca saya ketemu sebuah buku bertajuk "Searching for Shangri-La" tulisan seorang peguam, ekonomis politik, penasihat perniagaan, penulis dan perunding, Laurence J. Braham. Saya terpikat pada buku itu setelah melihat tajuk dan foto kulitnya.
Yang sebenarnya saya mudah tertarik pada bahan-bahan yang mengungkapkan tentang Shangri-La. Entah di mana saya ketemu kegilaan pada Shangri-La, saya tak pasti, mungkin setelah membaca buku Lost Horizon tulisan James Hilton satu ketika dulu, atau mungkin juga tertarik pada satu rancangan yang ditayangkan di saluran Discovery suatu ketika dulu yang menceritakan tentang pencarian Shangri-La.
Pencarian Shangri-La oleh penulis membawa beliau ke beberapa daerah di China, khususnya Tibet, Qinghai dan Yunnan. Perjalanan ini menemukan penulis dengan beberapa orang tokoh, antaranya komposer San Bao,penari Yang Liping dan penyanyi Dadawa selain pembesar agama Buddha.
Penulis mencari Shangri-La, sebuah tempat yang indah dan menyenangkan yang pernah diceritakan oleh James Hilton. Tapi di mana letak Shangri-La. Pertanyaan demi pertanyaan dikemukakan sepanjang perjalanan namun tiada petunjuk jelas di mana Shangri-La. Akhirnya dia ketemu satu kesimpulan: Shangri-La buakan sebuah tempat tapi sesuatu yang berada di dalam minda masing-masing. Maksudnya Shangri-La berada bersama insan yang mahu mencarinya.
Saya suka pada konsep ini. Sebagai seorang muslim saya dapat gambarkan bahawa kita pun mencrai Shangri-La. Shangri-La yang dicari pasti akan diketemu jika kita ikuti jalan yang telah ditunjukkanNya, yakni "siratal mustaqim".
Bahasa buku ini cantik sekali dan mudah difahami, diselitkan dengan foto-foto yang menarik membuatkan pembacaan s emakin menarik.Bacalah, anda pasti tidak kecewa.
No comments:
Post a Comment